Othok-othok Tandai Peluncuran Event Pariwisata Jateng 2019

By Abdi Satria


nusakini.com-Karanganyar – Suasana semarak dan bahagia tampak di Ruang Arcadea Hotel Alana, Karanganyar, Senin (29/4). Pertunjukkan tari-tarian yang menggambarkan sejumlah event pariwisata unggulan di Jateng, dengan iringan musik rancak berpadu riuh tepuk tangan menjadi pembuka acara yang memikat. 

Suasana semakin meriah ketika Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, Staf Ahli Menteri Bidang Multi Kultural Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti, Kepala Dinas Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Jateng, Sinoeng N Rachmadi dan seratusan peserta Rakor Sinergitas Program Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata 2019, mengenakan udeng-udeng (ikat kepala) bermotif batik kemudian memainkan mainan tradisional othok-othok (mainan terbuat dari bambu dan mengeluarkan bunyi-bunyian) secara serentak. 

Tidak hanya tarian enam event besar di Jateng yang masuk daftar Calendar of Event, peragaan busana batik dengan berbagai kreativitas turut tampil menyemarakan pembukaan acara itu. Enam event besar Jateng yang telah memikat wisatawan lokal maupu mancanegara, yakni Borobudur Marathon masuk dalam Top 10 National Event, Festival Payung Indonesia, Solo International Performing Art (SIPA), Festival Cheng Ho, Dieng Culture Festival, serta Solo Batik Carnival masuk dalam 100 Wonderful Event. 

“Kami mengepresiasi dan berterima kasih kepada para pegiat pariwisata yang telah merangkul stakeholder terkait. Dari rakor ini. diharapkan muncul ide-ide kreatif. Sehingga kepariwisataan, kepemudaan dan keolahraagan di 35 kabupaten dan kota di Jateng semakin maju dan berprestasi,” ujar pria yang akrab disapa Gus Yasin ini. 

Terkait bidang pariwisata, menurutnya hampir semua daerah di Jateng memiliki potensi beragam dan tidak kalah menarik dari provinsi lain. Baik wisata alam, seni budaya, kuliner, maupun religi yang tersebar di berbagai kabupaten dan kota di Jateng, menjadi tujuan wisatawan domestik maupun mancanegara. 

Mantan anggota DPRD Jateng tersebut menyampaikan, mendorong pegiat pariwisata dan pemerintah daerah untuk terus menggali beragam potensi daerah, kemudian mengemasnya menjadi event-event tahunan yang mampu menjadi daya tarik wisatawan. Menurutnya, kemajuan pariwisata dapat mengurangi angka kemiskinan karena mampu menjadi pengungkit ekonomi masyarakat sekitar. 

“Daerah-daerah di Jateng mempunyai banyak potensi. Karenanya, kita jangan hanya menjadi penonton tetapi harus pula menjadi penikmat. Potensi daerah harus digali dan dikelola dengan baik, seperti Umbul Ponggok di Klaten yang dikelola oleh BUMDes kini telah menghasilkan pendapatan asli daerah mencapai lebih dari Rp10 miliar per tahun,” katanya. 

Wagub menambahkan, peran pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam upaya menggali dan mengembangkan berbagai potensi daerah, termasuk para pemuda dengan berbagai gagasan kreatif dan inovatif. Sehingga potensi-potensi di daerah bisa dikenal oleh masyarakat luas. 

Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga terus berupaya meningkatkan berbagai sarana prasarana guna memajukan sektor pariwisata, kepemudaan dan olahraga di Jateng. Di antaranya, pembangunan Bandara di sejumlah daerah, sehingga semakin mempermudah akses wisatawan masuk di Jateng. 

“Antara lain ada Bandara Jenderal Soedirman di Purbalingga, kemudian daerah timur ada bandara di Ngloram, serta pengembangan bandara di Karimunjawa yang merupakan salah satu objek wisata bahari sangat indah di Jateng,” beber Gus Yasin. 

Sementara itu, Kepala Disporapar Jateng Sinoeng N Rachmadi menyampaikan, Rakor bertema “Melalui Sinergitas Program Kepemudaan Olahraga, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,” diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan kapasitas sumber daya manusia untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera. 

Dia juga mencontohkan event Borobudur Marathon yang disebut juga sebagai sport tourism, menjadi bukti olahraga dan pariwisata mampu bersinergi membangun sebuah event menarik dan mengundang perhatian dunia. 

Diharapkan, event-event olahraga di Jateng lainnya, seperti Jepara International Triathlon dan Gowes Karimunjawa dapat dikemas dengan baik dan dipromosikan secara optimal. 

“Tidak kalah menarik pagelaran Dieng Culture Festival. Event pariwisata tahunan ini mampu menjadi event dengan skala internasional dengan ritual pemotongan rambut gimbal,” tandasnya.(p/ab)